Thursday, August 20, 2009

Friday, March 13, 2009

small scale sound system

Hi guys,... i just want to share a sound system design which i designed sometimes back. this system which now we are using at my church. down here is the simple diagram of how it is build or connected.

for more detail, i will provide the equipment list and the other information.

*click on the image for a better scale.




Instruments list:
1. Roland RD700sx *Digital Piano
2. Roland Juno D *Synthesizer Keyboard
3. Yamaha Stage Custom Advantage *Drum
4. Ibanez Bass Guitar
5. Rocktron Bass Amplifier *60 watt
6. Soundcraft LX7ii *24channel
7. dbx Driverack PA *LMS (Loudspeaker Management System)
8. Alesis Midiverb 4
9. dbx 166XL
10. DOD DI box
11. Yamaha P5000s
12. Yamaha P7000s
13. Electro Voice iForce 15"
14. Electro Voice iForce 18"
15. Yamaha Stagepas 300
16. Shure SM58
17. Shure SM57
18. Shure SM 87
19. Behringer RTA mic


As we know this system is just for a small scale room. as for the FOH (Front of House) i can conclude that the sound power is more than enough. The main system able to handle RMS 2000 watts program, RMS 4000 watts peak. But too bad, for the monitor system there's still lack of power, because the Yamaha Stagepas 300 is used as a monitor which placed in a side fill (stage is small).

As for the bass guitar, the signal were sent using DOD DI BOX, and for other alternative, we do micking direct to the amp using SM57. The channel were processed using dbx166XL.

RD 700SX is directly connect to the mixer which the instrument has it's own balance output, But the Juno D, still needs the DOD DI BOX.

Drum's micking is using SM57 and special for bass drum using SM87. dbx166XL used to process the sound. (compressor, gate, limiter)

All vocals using SM58.

Alesis MIdiverd 4 is used as the effect processor.

For some of you may noticed that there's no equalizer, crossover or compressor in the system. but it does,... the dbx Driverack PA do the job. This amazing equipment replaced 6 types of equipment. such as equalizer, crossover, compressor, delay, subharmonic and feedback destroyer.

For setting up the system, the dbx Driverack PA provide the setting wizard which using the RTA mic to get the room equalisation. So it's easy to get it done.

as for conclusion, the FOH is good, which the monitor system is still lacking of power.

Monday, December 15, 2008

compaq v3203tu (v3000 series)








this is the laptop inside part.
i do this because i got problem with the undesired noise and high temperature (normal oepration before cleaned is 60 to 75 c, after cleaning normal operation is around 50 to 55 c)
i open the part and clean the fan. and as a result, problem solved!

anyway if any of you wanna do this, my suggestion is beware and take good care when you going to disconnect all the cable. because it is a soft cable. for more instruction, you may go to the hp website and find for manual book for maintenance. the other thing is, you must understand about the bios setting, otherwise you may need an expert assistance.

all the best.

Sunday, December 14, 2008

11 Sumber Makanan Terkaya Omega-3

Penulis : Ikarowina Tarigan

Pilihan makanan yang Anda buat setiap hari dapat menambah jumlah asupan omega-3 Lemak asam. Omega-3 sangat penting bagi kesehatan, tetapi Anda bisa kehilangan manfaatnya karena menyusun menu yang tidak melibatkan sumber omega-3. 


Banyak makanan yang mengandung lemak asam. Untuk meyakinkan bahwa Anda juga mendapatkan kandungan -3, Anda harus cermat dalam memilih makanan. Berikut adalah 11 cara menambah asupan omega-3: 

Salmon. Ikan ini kaya akan omega-3 tetapi rendah omega-6. Ikan ini merupakan sumber omega-3 terbaik yang bisa Anda pilih. 

Tuna. Ikan berlemak ini juga kaya omega-3 serta rendah omega-6. Anda kurang menyukai tuna? Anda punya pilihan lain: mackerel, hering, serta ikan air tawar. 

Ikan hering kecil dan ikan sarden. Walaupun bukan jenis ikan yang menjadi favorit setiap orang, ikan yang langsing ini juga merupakan sumber omega-3 yang bagus. Ikan ini juga cenderung mengandung sodium yang tinggi. 

Binatang berkulit keras. Ikan bukan mahluk laut yang menjadi sumber satu-satunya omega-3. Udang, kerang, serta kepiting juga kaya omega-3 serta membuat Anda tidak akan didominasi omega-6. 

Minyak. Mulailah memasak dengan menggunakan minyak canola yang kaya omega-3. 

Kacang kedelai. Beberapa jenis kacang polong merupakan pilihan yang lebih bagus dibandingkan jenis lainnya untuk menyeimbangkan kadar omega-3 di tubuh Anda. 

Kacang-kacangan dan biji-bijian. Tambahkan kacang ke salad Anda. Sekepal penuh dari salah satu jenis ini akan memenuhi asupan omega-3 yang Anda perlukan. 

Bayam. Bayam kaya omega-3. Popeye punya alasan untuk selalu mengkonsumsinya. Tambahkan daun hijau ini di salad Anda atau tambahkan ke dalam pasta. 

Labu/ketola. Jangan mengesampingkan makanan ini karena juga merupakan sumber asupan omega-3 yang baik. 

Brokoli dan kol bunga. Sayuran ini bisa menjadi teman baik Anda dalam mendapatkan omega-3. 

Pepaya. Pepaya merupakan buah yang paling kaya dengan omega-3. 
(*/health.usnews.com)

Monday, December 8, 2008

check your lappie temperature

HW monitor

processor, graphic, har disk,... etc

http://www.cpuid.com/hwmonitor.php

check your system
Everest
http://www.lavalys.com/products/overview.php?ps=UE&lang=en

to download http://www.softpedia.com/get/System/System-Info/Everest-Home-Edition.shtml

all the best...


neway currently am looking for a cooling fan. if can am goin to change it by myself. will post here on how to do it. (cos if give to the shop they charge rm 100 - 150 just to open it, the fan only cost rm 50. wtf)

Friday, December 5, 2008

10 Mitos tentang Ayah


Ayah era dulu digambarkan sebagai ayah yang melulu mencari nafkah di luar rumah lalu pulang membawa uang untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Mereka hanya meluangkan waktu sedikit untuk anak-anak. David J. Eggebeen dan Chris Knoester, dua psikolog keluarga dalam bukunya Does Fatherhood Matter For Men (Willeys Book, Los Angeles, USA 2000) memaparkan banyak pencitraan tentang pria masa kini yang masih berasumsi dari mitos-mitos kebapakan generasi sebelumnya. Padahal ayah-ayah sekarang berbeda. Mereka sadar betul bahwa ayah adalah sosok yang sama pentingnya dengan ibu bagi anak.

Mitos 1: Ketika bayi, anak tidak memerlukan ayah.
Fakta: Marcus Jacob Goldman, MD dalam bukunya The Joy of Fatherhood (Three River Press, UK, 2000) memang menegaskan soal kedekatan hubungan antara ibu dan bayi, terutama bila bayi sedang menyusu. Pemandangan ini membuat ayah tidak yakin apakah si bayi memerlukannya. Untungnya, ayah zaman sekarang tahu cara yang tepat untuk mendekatkan diri pada buah hatinya, yakni dengan berani menggendong, mencium dan membelai si kecil.

Mitos 2: Ayah tidak tahu cara merawat anak.
Fakta:
Dr. Henry Cloud dan Dr. John Townsend lewat bukunya Raising The Great Children (Zondervan, UK, 1998) mengatakan para ibu tak perlu khawatir karena pada kenyataannya ayah dapat merawat anak-anak sama baiknya dengan ibu karena semua ayah sebenarnya secara naluriah dikaruniai kemampuan untuk merawat anaknya. Tentu saja, seperti halnya ibu, ayah juga butuh waktu untuk belajar merawat buah hatinya, terutama ketika si kecil baru lahir. Ingat, para ayah juga butuh referensi agar terbiasa dengan perannya.

Mitos 3: Ayah yang penuh perhatian pada anak biasanya tak konsentrasi di jalur kariernya.
Fakta:
Pria dibesarkan dan dididik untuk bekerja. Pekerjaan menjadi salah satu kunci dari rasa percaya diri mereka. Sayangnya, masyarakat menilai pria yang mengorbankan hidupnya dan lebih memilih keluarga daripada kariernya adalah mereka yang tidak sukses dalam pekerjaannya. Padahal menurut Cloud dan Townsend (1998), kini zaman sudah berubah. Banyak pria yang sangat menikmati perannya sebagai ayah. Peran ini sedemikian berarti dan meningkatkan status ayah. Perubahan status ayah ini justru dirasakan sebagai pemicu untuk lebih sukses dalam karier sehingga kian banyak kebutuhan anak yang dapat terpenuhi.
Mitos 4: Pola asuh ayah akan sama dengan ayahnya dulu.
Fakta:
Biasanya pria akan mengikuti cara ayahnya dulu ketika sang ayah membesarkannya. Tapi pria sekarang juga berusaha menciptakan identitas dirinya sendiri sebagai seorang ayah. Para ayah modern berani mencontoh dan melihat role model dari media massa, lingkungan sosial, dan buku-buku pengasuhan. Mereka berani memilih yang terbaik bagi keluarganya dengan mengambil sisi positif dari keluarga di mana dulu dia dibesarkan. Demikian yang ditegaskan Daniel N. Hawkins, Paul R. Amato, Valarie King (2006) dalam Parent-Adolescent Involvement: The Relative Influence of Parent Gender and Residence” dalam Journal of Marriage and Family.

Mitos 5: Ayah tak mau mengorbankan pekerjaannya meski demi anak-anak.
Fakta:
Dulu, ayah dianggap tidak pantas bila harus keluar dari pekerjaannya. Kini, pasangan modern semakin realistis. Bila karier ibu lebih maju, bisa saja ayah dengan sukarela meninggalkan pekerjaannya untuk mengurus rumah dan anak-anak. Lagi pula banyak pekerjaan zaman sekarang yang bisa dilakukan di rumah oleh para ayah, semisal menjadi konsultan ataupun penulis. Hal ini dinyatakan Koray Tanfer dalam bukunya, The Meaning of Fatherhood. (Whitaker Aguse, UK, 2002).

Mitos 6: Ayah hanya meluangkan sedikit waktu bersama anak-anaknya.
Fakta:
Penelitian yang dilakukan Richard Lamb (2002) di Amerika terhadap 3.500 ayah berusia 25-45 tahun membuktikan hal sebaliknya. Kini, semakin banyak ayah yang bersedia meluangkan sebanyak mungkin waktu bersama anak-anaknya. Ketersediaan waktu tersebut diwujudkan dalam bentuk keterlibatan dalam pengasuhan anak, berinteraksi dengan anak dalam jarak dekat (ketika di rumah) maupun jarak jauh (memantau dari kantor) serta menemani anak belajar. Para ayah menyadari bahwa anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, berhak mendapatkan waktu lebih banyak, sama banyaknya dengan waktu yang disediakan ibu.

Mitos 7: Ayah tunggal pasti tak mampu mengasuh anak-anaknya.
Fakta:
Ayah tunggal, entah karena perceraian ataupun kematian, kini banyak yang betul-betul siap mengasuh anak-anaknya sendirian. Mereka dengan terampil dan up to date mampu menyiapkan kebutuhan anak-anaknya dan mendidik mereka. Di Indonesia, menjadi ayah tunggal mungkin terbantu dengan banyaknya uluran tangan dari kerabat dekat. Toh di luar negeri pun seperti dikemukakan oleh Terry Arrendell dalam Divorce: It’s a Gender Issue, American Bar Association Family Advocate, Vol. 17, bahwa ayah zaman sekarang tampaknya tak canggung sendirian membesarkan anak-anaknya.

Mitos 8: Peran ayah tidak berubah selama dua dekade.
Fakta:
Salah besar bila mengatakan peran ayah stagnan alias tak mengalami peningkatan. Nyatanya, temuan Louise B. Silverstein dan Carl F. Auerbach dalam artikelnya Deconstructing the Essential Father yang dimuat dalam Journal of American Psychologist, Vol.54, menyatakan begitu banyak peran tradisional yang dulu dipegang ibu, kini tak sungkan diambil alih oleh ayah. Kecuali hamil, melahirkan dan menyusui, ayah semakin jauh terlibat dalam kehidupan si anak. Coba saja perhatikan, para ayah ini menemani bermain, mendampingi belajar, makan bersama, bahkan menyiapkan makanan untuk anak-anaknya.

Mitos 9: Ayah tidak dapat menggantikan peran ibu bagi anak perempuan.
Fakta:
Apa pun jenis kelamin anaknya, ayah mampu menjadi role model yang tepat. Bagi anak lelaki, ayah menjadi contoh bagaimana berperilaku dan bersikap sebagai seorang gentleman. Sedangkan bagi anak perempuan, ayah merupakan contoh yang dekat dan sehat bagaimana dunia lelaki yang sesungguhnya sehingga anak perempuan tidak akan canggung ketika kelak menghadapi lawan jenisnya dalam pergaulan sosial. Demikian yang dikupas Piere Bronstein & C. P. Cowan dalam Fatherhood Today: Mens Changing Role In the Family. John Wiley & Sons, New York, 2002.

Mitos 10: Ayah hanya berkutat pada soal disiplin.
Fakta:
Ayah memang sering dicitrakan sebagai pribadi kaku yang hanya mengedepankan soal disiplin dan keteraturan bagi anak-anaknya. Padahal sebenarnya, seperti yang disebut M.Y. Yogmen & Dwight Kindlon dalam bukunya Fathers, Infants and Toddlers (Harpers Parenting, New Jersey, 1998), ayah juga mampu bersikap hangat kepada anak-anak. Kehangatan itu ditunjukkannya dalam bentuk bermain bersama, menyiapkan makan malam bersama ibu dan menemani anak-anak belajar. Ayah modern justru enggan mencitrakan dirinya sebagai sosok yang dingin yang disegani dan dijauhi anak-anaknya.


Santi Hartono

Monday, December 1, 2008

Mr. P size


Research held at Europe about the Mr. P size. here are the results....

1. Prancis, panjang :15.48cm, lingkar : 13.63cm
2. Swedia, panjang : 15.36cm, lingkar : 12.78cm
3. Estonia, panjang: 15.17cm, lingkar : 12.54cm
4. Hongaria, panjang : 14.99cm, lingkar: 11.81cm
5. Italia, panjang: 14.95cm, lingkar: 11.95cm
6. Austria, panjang: 14.89cm, lingkar : 12.10cm
7. Denmark, panjang: 14.88cm, lingkar : 11.75cm
8. Belgia, panjang: 14.77cm, lingkar: 13.19cm
9. Jerman, panjang: 14.61cm, lingkar: 11.80cm
10. Latvia, panjang: 14.69cm, lingkar: 11.93cm
11. Lithuania, panjang: 14.55, lingkar: 11.27cm
12. Romania, panjang: 14.30cm, lingkar: 12.25cm
13. Belanda, panjang: 14.28cm, lingkar: 11.35cm
14. Polandia, panjang: 14.21cm, lingkar: 11.62cm
15. Slovakia, panjang: 14.19cm, lingkar : 11.54cm
16. Czech Republic, panjang: 14.17cm, lingkar : 11.65cm
17. Bulgaria, panjang: 14.09cm, lingkar: 11.69cm
18. Slovenia, panjang: 14.01cm, lingkar: 11.72cm
19. Portugal, panjang: 13.91cm, lingkar: 10.45cm
20. Luxemburg, panjang: 13.82cm, lingkar: 11.40cm
21. Spanyol, panjang: 13.58cm, lingkar : 10.43cm
22. Finlandia, panjang: 13.52cm, lingkar : 11.13cm
23. Inggris: panjang 13.32cm, lingkar: 11.32cm
24. Irlandia, panjang: 12.78cm, lingkar : 10.94cm
25. Yunani, panjang: 12.18cm, lingkar : 10.19cm

*source BILD


Neway,.... how about Asian???

According to dr. Ferryal Loetan, ASC&T, MMR, SpRM, M.Kes, the Asian normal size is "9 Cm". so yea... its reality or i could say be realistic! hahaha